Resep Masakan Warisan Bung Karno "Mustikarasa" Dilombakan di Tabanan

Lomba yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan ini menjadi bagian slot server thailand super gacor dari rangkaian perayaan Bulan Bung Karno yang diperingati setiap Juni. Dalam perlombaan ini, para peserta ditantang untuk menyajikan kembali resep-resep otentik dari buku Mustikarasa yang terbit pada tahun 1967. Buku ini memuat lebih dari 1.600 resep makanan tradisional dari seluruh pelosok Nusantara—dari Aceh hingga Papua—dan menjadi bukti kecintaan Bung Karno terhadap keragaman budaya Indonesia.

Menghidupkan Warisan Kuliner

Kepala Dinas Kebudayaan Tabanan, I Made Subagia, dalam sambutannya mengatakan bahwa lomba ini bertujuan untuk menggugah kembali kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, akan pentingnya menjaga dan melestarikan kekayaan kuliner Nusantara.

“Mustikarasa bukan hanya buku resep biasa. Ini adalah ensiklopedia rasa Indonesia. Bung Karno ingin agar kita tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa yang kaya akan budaya, termasuk dalam hal kuliner. Lomba ini adalah cara kami menjaga api semangat itu tetap menyala,” ujar Subagia. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga profesional di bidang kuliner.

Sajian Penuh Sejarah

Salah satu peserta, Ni Komang Ayu Lestari, memilih untuk memasak Sayur Asem Betawi, resep yang ia pelajari dari neneknya yang juga memiliki salinan tua buku Mustikarasa.

“Saya ingin memperkenalkan kembali masakan ini kepada generasi muda. Sayur asem mungkin terdengar sederhana, tapi di balik kesederhanaannya ada sejarah dan filosofi yang dalam,” kata Komang Ayu, sambil menata hidangan di atas piring saji tradisional dari tanah liat.

Mereka menilai berdasarkan keaslian resep, teknik memasak, cita rasa, serta cara penyajian yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara.

Merawat Jati Diri Melalui Rasa

Salah satu juri, chef dan penulis buku kuliner Indonesia, I Wayan Artana, mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat peserta dalam meresapi nilai-nilai dari buku Mustikarasa.

“Ini bukan hanya lomba memasak. Ini adalah bentuk nyata pelestarian budaya. Dalam setiap suapan, kita bisa merasakan sejarah, perjuangan, dan cinta Bung Karno terhadap bangsa ini,” ujar Wayan.

Oleh karena itu, acara seperti ini penting untuk meregenerasi rasa dan pengetahuan tentang makanan tradisional kepada anak-anak muda. Di tengah arus globalisasi dan serbuan budaya asing, menjaga warisan seperti ini adalah upaya menjaga identitas dan jati diri bangsa.

By admin